HALOGEN
Nama anggota
;
- I GST AGUNG SUCI ANGGRENI 30
- I WAYAN RENO JANU ASTA 26
- KADEK RATIH SRI PURNAMI 25
- NI MADE SINTYA 29
- NI LUH PT SANTI DETIANA SARI 27
- GST AYU SINTYA DEWI 28
SMAN
1 ABIANSEMAL
TAHUN
AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di sadari ataupun tidak ilmu kimia
memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dimulai dari penyusun
kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri kita merupakan materi
kimia.
Salah satu materi kimia yang sering
kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah unsur-unsur halogen. Baik di
bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya.
Golongan
halogen atau golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki tujuh
elektron valensi dengan konfigurasi electron terluar ns2 ns5.
Unsur-unsur tersebut adalah fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), Iodin (I), dan astatin (At). Golongan
halogen ini (F, Cl, Br, I dan At) adalah kelompok unsur-unsur yang sangat
kontras terhadap golongan alkali (golongan 1A). Alkali adalah kelompok logam
yang sangat reaktif dan elektropositif, sedangkan halogen adalah kelompok
non-logam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Alkali yang paling
reaktif terdapat pada unsur yang paling
bawah, sedangkan halogen merupakan unsure paling atas dari golongannya dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsur halogen ini tidak ditemukan dialam dalam
keadaan bebas melainkan dalam keadaan garamnya, karena merupakan unsur yang
paling reaktif. Halogen berasal dari
bahasa yunani yang berarti “ pembentuk garam “ , karena unsur-unsur halogen
dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Golongan halogen ditemukan dialam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa
) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomic, F2, Cl2,
Br2, I2.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan halogen?
2.
Bagaimana sifat
fisik dan sifat kimia dari unsur-unsur halogen?
3.
Bagaimana
persenyawaan halogen dengan unsur maupun senyawa lain?
4.
Bagaiman cara
menekstraksi ataupun cara pembuatan unsur-unsur halogen?
5.
Apa manfaat
ataupun kegunaan dari unsur-unsur halogen?
BAB II
PEMBAHASAN
HALOGEN
Istilah halogen adalah unsur yang
menghasilkan garam, bila bergabung dengan logam. Kata halogen berasal dari
tatanama saintifik Perancis pada abad ke-18.
Unsur-unsur
halogen dalam sistem periodik menempati golongan VIIA yang terdiri dari unsur
Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), iodin (I), dan Astatin (At). Unsur-unsur
golongan VIIA disebut unsur halogen artinya pembentuk garam. Pada bagian ini
unsur Astatin tidak dibahas karena bersifat radioaktif dengan waktu paruh
pendek sehingga jarang ditentukan dan sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
A.
SIFAT FISIK DAN
KIMIA
1.
Sifat fisik
halogen
|
Sifat
|
F
|
Cl
|
Br
|
I
|
|
Nomor atom
|
9
|
17
|
35
|
53
|
|
Konfigurasi elektron
|
[He] 2s2 2p5
|
[Ne] 3s2 3p5
|
[Ar] 3d10 4s2
4p5
|
[Kr] 4d10 5s2
5p5
|
|
Jari-jari kovalen (Ao)
|
0,64
|
0,99
|
1,14
|
1,33
|
|
Jari-jari ion X- (Ao)
|
1,19
|
1,67
|
1,82
|
2,06
|
|
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
|
1681
|
1251
|
1140
|
1008
|
|
Afinitas elektron
|
-328
|
-349
|
-325
|
-295
|
|
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
|
2,87
|
1,36
|
1,06
|
0,54
|
|
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
|
155
|
242
|
193
|
151
|
|
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
|
562
|
431
|
366
|
299 [1][1]
|
|
Keelektronegatifan
|
4,0
|
3,0
|
2,8
|
2,5
|
|
Titik didih (oC)
|
-233
|
-103
|
-7,2
|
113,5
|
|
Titik beku (oC)
|
-188
|
-34,5
|
58,8
|
184,4
|
|
Wujud pada 25oC
|
Gas (kuning pucat)
|
Gas (biru pucat)
|
Cair (merah)
|
Padat (metalik gelap) [2][2]
|
I.
Wujud halogen
Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi
ikatan X - X berkurang dari Cl2
sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya.
Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga semakin
mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F
lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini
berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2
menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif
kecil.
II. Titik Cair dan Titik Didih
Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor
atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul
halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik
cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2
dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.
III. Warna
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau
merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat,
dan iodin berwarna ungu. [3][3]
2.
Sifat Kimia
Halogen
I.
Kelarutan
Kelarutan
halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
juga bereaksi dengan air.
2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I-
karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2
larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) KI3(aq)
Karena molekul
halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya
CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
II.
Kereaktifan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti
keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan
halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan
semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi
keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan
halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan
tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan
dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke
bawah semakin berkurang.[4][4]
1.
Kereaktifan
fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas
yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas
dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam
reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu
gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar
dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan
biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
2. Kereaktifan
brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan
minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom
cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya,
karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa
ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan
luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila
dibandingkan dengan Klor.
3. Kereaktifan
iodium
Iodium dapat menguap pada temperature
biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal
iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
4.
Kereaktifan
astatin
Astatine dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui
apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa
yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.[5][5]
III.
Daya Oksidasi
Halogen
merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga
halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
F2 + 2KCl 2KF + Cl2 atau
ditulis
F2 + 2Cl- 2F- + Cl2
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Br2 + KF
(tidak terjadi reaksi) atau ditulis
Br2 + F- (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-)
bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat. [6][6]
B. PERSENYAWAAN HALOGEN
Unsur halogen
disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya
ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa
diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan
kovalen.
Yang termasuk
unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh tabel periodik
unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.
Unsur-unsur
halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan
merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu
mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen,
unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan
(+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam
oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3.
Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan
bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-,
serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.[7][7]
Unsur Halogen
adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam
bentuk senyawanya, yakni:
1. Bentuk Garam
Garam dapat
dibentuk dari:
a. Halogen
+ unsur logam garam
Contoh :
Br2 + 2 Na (s) 2 NaBrà (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s) 2 FeClà3(l)
b. Asam halida
+ basa Garam Halida + air
Contoh :
àHCl + NaOH NaCl + H2O
àHBr + NaOH NaBr + H2O
2. Bentuk Asam
a.
Asam Halida (HX)
Terbentuk dari
halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 2 HXà
Contoh :
H2 + Cl2 2à
HCl
H2 + I2 2 HIà
Fluorin dan
klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine
bereaksi dengan lambat.
Asam halida
dalam keadaan gas adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air senyawa tersebut
akan terdisosiasi
Data sifat
hidrogen halida
|
Asam Halida
|
% Disosiasi
|
|
HF
|
Sangat kecil
|
|
HCl
|
0,0014
|
|
HBr
|
0,5
|
|
HI
|
33
|
Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman
hidrogen halida adalah HF < HCl < HBr < HI.
b.
Asam Oksihalida (HXO)
Terbentuk hanya pada halogen yang
mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
Contoh reaksi oksida halogen
dengan air:
Cl2O + H2 2
HClàO
Cl2O3 +H2
2 HClOàO 2
Cl2O5 +H2
2 HClOàO 3
Cl2O7 +H2
2 HClOàO 4
Kekuatan
asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
HClO < HClO2 < HClO3
< HClO4
Bilangan oksidasi halogen, oksi
halogen dan asam oksi halogen
|
Bilangan oksidasi
|
Oksidasi halogen
|
Asam oksi halogen
|
Nama umum
|
|||||
|
F
|
Cl
|
Br
|
I
|
Cl
|
Br
|
I
|
||
|
+1
|
-
|
Cl2O
|
Br 2O
|
I 2O
|
HClO*
|
HBrO*
|
HIO*
|
Asam hipohalit
|
|
+3
|
-
|
Cl2O3
|
Br 2O3
|
I 2O3
|
HClO2*
|
HBrO2*
|
HIO2*
|
Asam halit
|
|
+5
|
-
|
Cl2O5
|
Br 2O5
|
I 2O5
|
HClO3*
|
HBrO3*
|
HIO3*
|
Asam halat
|
|
+7
|
-
|
Cl2O7
|
Br 2O7
|
I 2O7
|
HClO4*
|
HBrO4*
|
HIO4*
|
Asam perhalat
|
*) hanya terdapat sebagian larutan encer dan tidak stabil
3. Senyawa Antarhalogen
Halogen dengan
keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil
Contoh senyawa antar halogen :
Fluor lebih negative dibandingkan
dengan Iodium
F- + I+ IFà
3F- + I3+ IFà3
Contoh lain :
IF5, BrCl, BrCl3,
CIF3, CIF, IF7
4. Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk
oksida OF2 dan O2F2 yang dikenal sebagai
oksigen fluoride. Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan
gas F2 secara cepat melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2
merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan bakar
roket.
Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3,
ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan
Cl2O7. Oksida klorin tidak stabil dan cenderung meledak.
ClO2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk pemutih
bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi
:
2NaClO3 + SO2 + H2SO4 2ClOà2 + 2NaHSO4
Iodin dapat membentuk I2O5 dengan
memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
2HIO3 I2O5
+ H2O
5. Senyawa Halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan
merupakan senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum
dapat dikelompokkan menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.
a.
Hidrogen halida
Hidrogen halida
(HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya dalam
air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan
sebagai asam lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan
kekuatan asamnya meningkat dari HF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini
berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang, sehingga kekuatan
ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut
mengakibatkan ion H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan
H2O dalam larutan.
Titik didih dan
titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya
gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen
halide yang lain karena pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen.
b. Garam halida
Garam
halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen.
Semua garam halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I),
timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I). Warna endapan perak halida dan timbal
(II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal (II)
digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.
Larutan perak
klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam
ammonia encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak
dapat larut dalam ammonia encer pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat
larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion kompleks dengan reaksi sebagai
berikut.
AgCl(s) + NH3 [Ag(NHà(aq) 3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Untuk
mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan
Pb2+ (misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila
terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah F- atau
Cl-‑, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada
Br- atau I-, dan bila tidak ada endapan berarti tidak ada
ion halide dalam larutan.
Untuk membedakan
ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+
(misalnya AgNO3). Apabila tidak ada endapan, berarti halidanya adlah
F- dan bila ada endapan putih berarti Cl-. Untuk
membedakan ion Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan
Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan NH3 pekat,
bila larut berarti yang ada dalam larutan Br- dan bila tidak larut
berarti yang ada dalam larutan ion F-.
Halida padat
dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4, K2Cr2O7,
dalam H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen,
kecuali fluoride.
6. Senyawa Oksihalogen
Selain membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk senyawa-senyawa
oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada asamnya. Asam oksihalogen
sedikit larut dalam air.
Asam oksi mempunyai struktur
umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen
ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat maka
ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut
terionisasi,dan berarti semakin kuat asamnya.
Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi
oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom
oksigen yang mengelilingi X.
Semua halogen dapat membentuk
senyawa oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion oksihalogenida dapat
diperoleh dengan meraksikan halogen dengan basa.[8][8]
C.
PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.
Fluorin
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.
Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl,
reaksinya :
Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas
Cl2. Secara komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
· Air laut
dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
· Uap air panas
dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks,
gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
· Selanjutnya
bromin dimurnikan melalui distilasi.
Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion
iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat
(suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh
NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.
[9][9]
D.
KEGUNAAN
HALOGEN
1.
Flourin
Gas flourin (F2)
terutama digunakan dalam proses pengolahan isotop Uranium235 yang
merupakan bahan bakar reaksi nuklir. Dalam bijih uranium, isotop 235U
bercampur dengan 238U. jika bijih itu direaksikan dengan F2(g),
terbentuklah gas 235UF6 dan gas 238UF6,
untuk selanjutnya fiolah menjadi unsur 235U.
Fluor unsure
maupun klor pentaflorida, telah dipakai sebagai zat pengoksid dalam beberapa
roket. Fluor digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa fluorin organik.
Ini yang termasuk gas Freon, seperti CCl2F2 dan plastic
yang tahan panas, teflon C2F2 untuk membuat Poli-PTFE
jenis plastic tahan panas yang banyak digunakan pada peralatan mesin. Teflon
dapat terurai pada suhu sekitar 250°C
(482°F) yang dicapai dalam beberapa oven yang dapat bersih lagi dengan
sendirinya, produk-produk pengurainya beracun.
Fluorin juga
dapat digunakan untuk mengukir gelas, yakni asam fluoride (HF) yang dapat
bereaksi dengan gelas (CaSiO3) dengan reaksi :
CaSiO3(s) +
8HF (aq) H2SiF(aq)
+ CaF2(s) + 3H2O(l)
Natrium
fluoride, untuk mengawetkan kayu dari gangguan serangga. Belerang heksafluorida
(SF6) yang dipakai sebagai isolator. Kriolit (Na3AlF6),
untuk pelarut dalam pengolahan logam aluminium secara elektrolisis. CCl3F untuk
insektisida, Freon -12 (CF2Cl2), sebagai zat pendingin
pada kulkas dan AC, serta zat pendorong pada kosmetika aerosol (spray). Freon –
22 (CHClF2) sebagai zat pendingin rendah bahan makanan. CBrF3 dan
CBr2F2, sebagai pemadam kebakaran dalam pesawat
Hidrofluorokarbon (HFC - 1340) jenis bahan bakar dalam aerosol. Natrium
heksafluorosilikat (Na2SiF6) ditambahkan dalam pasta gigi
untuk mencegah kerusakan gigi.
2.
Klorin
Gas Cl2 sering
digunakan sebagai desinfektan dan digunakan untuk menarik timah dari kaleng
bekas membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah yang murni.
Klor merupakan halogen yang paling banyak dihasilkan dan jumlahnya jauh diatas
yang lainnya. Dapat digunakan, misalnya : Asam Klorida (HCl), merupakan asam
peringkat ketiga yang banyak diproduksi sesudah asam sulfat dan asam nitrat.
HCl terutama digunakan pada industri logam untuk membersihkan permukaan logam,
serta mengekstraksi logam-logam tertentu dari bijihnya.
Sebagai garam
dapur dan dipakai sebagai bahan baku pada berbagai jenis industri kimia,
digunakan Natrium Klorida (NaCl). Kalium Klorida (KCl) banyak digunakan sebagai
pupuk tanaman. Amonium Klorida (NH4Cl) sebagai elektrolit pengisi
batu baterai. Natrium Hipoklorit (NaClO) yang dapat mengoksidasi zat warna,
sehingga digunakan sebagai zat pengelantang untuk kain dan kertas, dengan
reaksi:
ClO- +
zat berwarna Cl- +
zat tak berwarna
CaOCl2 atau (Ca2+)
(Cl-) (ClO-), dikenal sebagai serbuk pengelantang dengan
nama kapul klor. Kalsium hipoklorit disingkat kaporit Ca(ClO)2
dikenal sebagai zat disenfektan pada air leding dan pemutih pakaian,kalsium
klorat (KClO3), bahan pembuat koret\k api dan kembang api atau
mercun.seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri/solder. Berbagai
senyawa organic , seperti plastic(PVC), insektisida, DDT, CHCl3, pelarut CCl4
dll.
3.
Bromin
Br2
merupakan bahan baku untuk membuat senyawa- senyawa bromine,misalnya natrium
bromide sebagai zat sedative/obat penenang saraf,Br dalam sejumlah besar
digunakan untuk membuat perak bromide,yang disuspensikan dengan gelatin untuk
dipakai sebagai film fotografi . AgBr pada film akan terurai menjadi perak (Ag)
dan bromide (Br),jika terkena sinar
matahari.kemudian film dicuci dengan larutan hipo natriumtiosilfat,Na2S2O3
untuk menghilangkan kelebihan AgBr.selanjutnya,AgBr diubah menjadi ion kompleks
Ag(S2O3)23- yang larut,sehingga
perak (Ag) tertinggal pada film sebagai bayangan hitam,metal bromide,(CH3Br)
suatu bahan zat pemadam kebakaran. Etilena bromide (C2H4Br2),selama
bertahun-tahun kira-kira separuh dari ribuan ton brom yang di hasilkan setiap
tahun digunakan untuk membuat senyawa ini. Etilan bromide sebuah komponen
bensin etil yang sering ditambahkan poada bensin, agar senyawa Pb dalam bensin
diubah menjadi PbBr2 sehingga logam Pb tidak mengendap dalam
silinder. Dengan cara senyawa timbel ditambahkan kepada bensin etil sebagai zat
antikeruk (anti knock), tetapi timbel yang terbentuk sewaktu pembakaran mereka
cenderung merusak. Dengan adanya etilena bromide, timbel ini membentuk timbel
bromide yang mudah menguap, yang lolos bersama gas-gas buangan dengan
pencemaran atmosfer dan bukan mesinnya.
4.
Iodine
Larutan I2
dalam alcohol disebut tingtur iodium, merupakan obat anti septic bagi luka-luka
agar tidak kena infeksi. Dalam industry tapioca, maizena, dan terigu, larutan I2
dengan amilum akan memberikan warna biru.
Senyawa-senyawa iodine yang penting dan
dapat dimanfaatkan, misalnya: Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan
kedalam garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodine. Pembuatan emulasi
fotografi sebagai AgI (perak Iodida). Quartz-Iod untuk bola lampu. Ammonium
Iodida (NH4I) untuk lensa Polaroid. Iodoform (CHI3) untuk
anseptik. Dalam laboratorium dapat digunakan untuk mentitrasi senyawa
pengoksida kuat.[10][10]
Kelimpahan
unsur halogen di alam
Pada umumnya halogen di alam dijumpai dalam bentuk senyawa halida.
Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi : Flourspar (CaF2)
dan kriolit (Na3AlF6). Klorin, bromin dan iodin
terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium,
magnesium, kalium dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl,
meliputi 2,8% berat air laut. Jika ditinjau dari harga kemolaran, banyaknya ion
halida pada air laut : 0,53 M Cl‾, 8 x 10‾4 M Br‾, 5 x 10‾7 M
I‾.
Di daerah Chili, Amerika serikat, iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah
sebagai garam natrium iodat (NaIO3). Beberapa sumber air di negara
kita ternyata mengandung natrium iodida (NaI) dalam kadar yang cukup tinggi,
misalnya di Watudakon (Mojokerto). Beberapa jenis lumut dan ganggang laut
mengandung senyawa iodin. Unsur astatin tidak dijumpai di alam, sebab bersifat
radioaktif.
Ion halida dalam tubuh manusia
Ion klorida merupakan anion terbanyak yang dikandung oleh plasma darah,
cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah dan cairan eksresi. Juga getah
lambung mengandung 0,37% HCl untuk membantu pencernaan makanan.
Ion iodida dikandung oleh kelenjar tiroid dan merupakan komponen yang
diperlukan untuk membuat hormon tiroksin C15H11O4NI4).
Ion flourida diperlukan untuk mencegah kerusakan gigi, sebab F‾ merupakan
komponen pembuat bahan perekat Fluoroapatit [Ca5(PO4)3F)]
yang tedapat pada lapisan email gigi kita.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada
golongan VII A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Kelompok ini
terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan
unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan halogen merupakan
golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya
golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya,
karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan
bebas dialam, karema sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu
bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas
mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau
dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga
membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima
elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut
ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Golongan halogen terdiri dari beberapa
unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan
unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya
yaitu “ Film CharLes Bronson Idaman ATi”
. Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan
bertambahnya jari-jari atomnya.
B.
Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami
sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang halogen, dan
semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada
terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah
memperhatikan sekaligus memahami materi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, dkk.
2007. Kimia Anorgani Dasar. Jakarta:
UI Press
Komarudin
Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia SMA.
Jakarta: Cmedia
Nuryati Leila.
2000. Kimia Anorganik 1. Bogor:
Departemen Perindustrian dan
Perdagangan
Pusdiklat Indag
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB
Yohanes S.
2009. Mahir Kimia. Yogyakarta: Kendi
Mas Media
0 komentar:
Posting Komentar